Taubat yang sungguh-sungguh
adalah bertekad tidak ingin meminjam uang dengan cara riba lagi. Allah Ta’ala
memerintahkan untuk melakukan taubat yang tulus,
يَا
أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا تُوبُوا إِلَى اللَّهِ تَوْبَةً نَصُوحًا
“Hai orang-orang yang beriman, bertaubatlah kepada Allah
dengan taubatan nasuhaa (taubat yang semurni-murninya).” (QS. At Tahrim: 8)
2- Perbanyak istighfar
Terdapat sebuah atsar dari
Al-Hasan Al-Bashri rahimahullah yang menunjukkan bagaimana
faedah istighfar yang luar biasa.
“Sesungguhnya seseorang
pernah mengadukan kepada A-Hasan tentang musim paceklik yang terjadi. Lalu
Al-Hasan menasehatkan, “Beristigfarlah (mohon ampunlah) kepada Allah”. Kemudian
orang lain mengadu lagi kepada beliau tentang kemiskinannya. Lalu Al-Hasan
menasehatkan, “Beristigfarlah (mohon ampunlah) kepada Allah”. Kemudian orang
lain mengadu lagi kepada beliau tentang kekeringan pada lahan (kebunnya). Lalu
Al-Hasan menasihatkan, “Beristigfarlah (mohon ampunlah) kepada Allah”. Kemudian
orang lain mengadu lagi kepada beliau karena sampai waktu itu belum memiliki
anak. Lalu Al-Hasan menasehatkan, “Beristigfarlah (mohon ampunlah) kepada
Allah”. Kemudian setelah itu Al-Hasan Al-Bashri membacakan surat Nuh,
فَقُلْتُ
اسْتَغْفِرُوا رَبَّكُمْ إِنَّهُ كَانَ غَفَّارًا (10) يُرْسِلِ السَّمَاءَ
عَلَيْكُمْ مِدْرَارًا (11) وَيُمْدِدْكُمْ بِأَمْوَالٍ وَبَنِينَ وَيَجْعَلْ
لَكُمْ جَنَّاتٍ وَيَجْعَلْ لَكُمْ أَنْهَارًا ) 12(
“Maka aku katakan kepada
mereka: ‘Mohonlah ampun kepada Tuhanmu, sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun,
niscaya Dia akan mengirimkan hujan kepadamu dengan lebat, dan membanyakkan
harta dan anak-anakmu, dan mengadakan untukmu kebun-kebun dan mengadakan (pula
di dalamnya) untukmu sungai-sungai.” (QS. Nuh: 10-12). (Riwayat ini
disebutkan oleh Al-Hafidz Ibnu Hajar dalam Fath Al-Bari, 11: 98)
Jadi, istighfar adalah
pembuka pintu rezeki dan pembuka jalan agar terlepas dari utang yang
memberatkan.
3- Lebih giat lagi untuk bekerja
Dengan makin kiat bekerja
dan terus memperhatikan nafkah keluarga, maka Allah akan memberikan ganti dan
memberikan jalan keluar. Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia
berkata bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Ketika hamba berada di
setiap pagi, ada dua malaikat yang turun dan berdoa, “Ya Allah berikanlah ganti
pada yang gemar berinfak (rajin memberi nafkah pada keluarga).” Malaikat yang
lain berdoa, “Ya Allah, berikanlah kebangkrutan bagi yang enggan bersedekah (memberi
nafkah).” (HR. Bukhari, no. 1442 dan Muslim, no. 1010)
4- Bersikap lebih amanat
Semakin kita amanat, maka
semakin orang akan menaruh kepercayaan kepada kita. Semakin tidak amanat, maka
kita sendiri yang akan mendapatkan kesusahan. Itu realita yang terjadi di
tengah-tengah kita. Kalau dalam masalah utang, kita bersikap amanat dalam
mengembalikannya, maka tentu orang akan terus menaruh rasa percaya dan bisa
saja tidak dikenakan riba saat peminjaman. Sifat amanah dalam berutang sudah
barang tentu wajib dimiliki. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ”Tunaikanlah
amanat kepada orang yang menitipkan amanat padamu.” (HR. Abu Daud no. 3535
dan At Tirmidzi no. 1624, hasan shahih)
5- Bersikap hidup lebih sederhana dan
qana’ah
Dengan bersikap hidup sederhana
kala terlilit utang, maka akan mengurangi pengeluaran dan akhirnya lebih
diprioritaskan pada pelunasan utang. Sifat qana’ah yaitu merasa cukup dan
bnar-benar bersyukur dengan rezeki yang Allah beri sunggu akan mendatangkan
kebaikan. dari ’Abdullah bin ’Amr bin Al ’Ash, Rasulullah shallallahu
’alaihi wa sallam bersabda, “Sungguh beruntung orang yang diberi
petunjuk dalam Islam, diberi rizki yang cukup, dan qana’ah (merasa cukup)
dengan rizki tersebut.” (HR. Ibnu Majah, no. 4138. Syaikh Al Albani mengatakan
bahwa hadits ini shahih).
6- Jual aset untuk melunasi utang
Sebagian orang sebenarnya
punya aset yang berharga dan itu bisa digunakan untuk melunasi utang riba
ratusan juta. Namun karena saking hasratnya tetap harus memiliki harta jadi
utang tersebut terus ditahan. Padahal jika tanah, rumah atau kendaraan sebagai
aset yang ia miiki dijual, maka akan lunas semua utangnya. Ingatlah, orang yang
serius untuk melunasi utangnya akan ditolong oleh Allah. Sebaliknya yang enggan
lunasi padahal punya aset dan mampu melunasi, tentu akan jauh dari pertolongan
Allah.
Dari ‘Abdullah bin Ja’far,
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
إِنَّ
اللَّهَ مَعَ الدَّائِنِ حَتَّى يَقْضِىَ دَيْنَهُ مَا لَمْ يَكُنْ فِيمَا
يَكْرَهُ اللَّهُ
“Allah akan bersama
(memberi pertolongan pada) orang yang berutang (yang ingin melunasi utangnya)
sampai dia melunasi utang tersebut selama utang tersebut bukanlah sesuatu yang
dilarang oleh Allah.” (HR. Ibnu Majah, no. 2400. Syaikh Al Albani
mengatakan bahwa hadits ini shahih).
7- Hindari gali lubang tutup
lubang
Percayalah, menyelesaikan
lubang dengan menggali lubang akan membuat kita makin pusing.
Hanya Allah yang memberi
taufik. Wallahu waliyyut taufiq was sadaad.
**************************
Kontributor: Muhamad Abduh Tuasikal, MSc. Editor: Ustaz Sofyan Kaoy Umar, MA,
CPIF. Ee-mail: ustazsofyan@gmail.com