Oleh:
Fadlan Fahamsyah, Lc; Ustaz Sofyan Kaoy Umar, MA, CPIF (Editor)
Sesungguhnya perbuatan dosa bisa mematikan hati dan melemahkan jiwa, hal
ini dikarenakan jika seorang hamba berbuat dosa maka ada noktah hitam yang
melekat di hatinya, jika bertambah dosanya, bertambah pula noktah hitam di
hatinya, hingga tidaklah seorang hamba membiasakan dosa, kecuali hatinya
menjadi hitam pekat, sehingga cahaya kebenaran sulit menembus dan menerangi
hatinya.
Tetapi, dosa itu bertingkat-tingkat, ada yang ditangguhkan balasannya
pada hari kiamat dan ada pula yang disegerakan di dunia sebelum di akhirat,
maka pada edisi kali ini, akan dipaparkan di antara dosa-dosa yang disegerakan
balasannya di dunia sebelum di akhirat, supaya kita –kaum muslimin- bisa
terhindar dan tidak terjatuh di dalamnya.
1. Riba.
Riba merupakan DOSA BESAR yang Allah dan RasulNya menyatakan perang
terhadap pelakunya, yang mana tidak ada dosa yang Allah dan RasulNya menyatakan
perang terhadap pelakunya kecuali dosa riba. Sebagaimana yang Allah Ta’ala katakan
dalam al-Qur’an : Hai
orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan tinggalkan sisa riba
(yang belum dipungut) jika kamu orang-orang yang beriman. Maka jika kamu tidak
mengerjakan (meninggalkan sisa riba), maka ketahuilah, bahwa Allah dan RasulNya
akan memerangimu. Dan jika kamu bertaubat (dari pengambilan riba), maka bagimu
pokok hartamu; kamu tidak menganiaya dan tidak (pula) dianiaya. (QS.
Al-Baqoroh : 278-279).
Dan Allahpun akan menyegerakan balasan bagi pelaku riba, Rasulullah Shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda :
Jika zina dan riba telah tampak pada suatu daerah
maka penduduknya menghalalkan adzab Allah turun atas mereka.(HR. Thabrani
dalam al-Kabir dan
dishahihkan al-Albani dalam Shohih al-Jami’ : 1859). Rasululloh Shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda :
Tidaklah seseorang membiasakan riba kecuali Allah
membalasnya dengan kekurangan. (HR. Ibnu Majah : 2279 dan dishahihkan al-Albani dalam Shahih al-Jami’ :5518)
Dan para pelaku riba akan mendapat laknat dari Allah Ta’ala,
hal ini sebagaimana yang ditegaskan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam :
Allah melaknat pemakan riba dan juga pemberinya
(dua pihak yang melakukan transaksi riba), saksinya dan juga juru
tulisnya. (Dishahihkan al-Albani dalam Shahih al-Jami’ : 5089)
Dan makna dari laknat adalah dijauhkan dari rahmat.
2. Dzalim
dan Durhaka kepada orang tua
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : Ada dua pintu (amalan) yang disegerakan balasannya
di dunia; kedzaliman dan durhaka (pada orang tua). (HR. Hakim
dan dishahihkan al-Albani dalam ash-Shahihah : 1120). Hal ini dikarenakan terkabulnya doa orang tua, apalagi di saat orang tua
terdzalimi, kemudian ia menengadahkan tangannya ke langit, mengadukan sakit
hatinya kepada Allah, maka doa orang tua ini akan bergerak dan berhembus menuju
angkasa, menembus awan, mencapai langit, dan diamini oleh para malaikat,
kemudian Allah Ta’ala mengabulkannya. Maka berhati-hatilah wahai kaum muslimin dari berbuat dzalim dan durhaka
kepada kedua orang tua!
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : "Tiga doa yang tidak tertolak : doa orang tua, doa
orang yang berpuasa dan doa orang yang terdzalimi. (HR.
al-Baihaqi dalam Sunan Kubra : 6185 dan dishahihkan al-Albani
dalam ash-Shohihah :
1797). Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda : Takutlah terhadap doa orang yang terdzolimi, karena
ia akan terbang di atas awan, kemudian Allah berkata : ‘Demi kemuliaan dan
kebesaranKu, Aku pasti menolongmu meskipun setelah berlalunya waktu’. (Dishahihkan
al-Albani dalam Shohih
al-Jami’ : 117)
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda : "Takutlah terhadap doa orang yang terdzalimi, karena
ia akan terbang menuju langit. (Dishahihkan al-Albani dalam Shahih al-Jami’ : 118)
Hal ini juga menunjukkan betapa agungnya hak kedua orang tua kita,
sampai-sampai Allah meletakkan kewajiban berbakti kepada kedua orang tua
setelah kewajiban menyembah kepadaNya, Allah Ta’ala berfirman ;
Sembahlah Alloh dan janganlah kamu
mempersekutukanNya dengan sesuatupun. Dan berbuat baiklah kepada kedua orang
tuamu. (QS.
an-Nisa’ : 36)
3. Meninggalkan
dakwah (amar ma’ruf dan nahi mungkar).
Dakwah merupakan perkara penting yang harus ditegakkan di tengah-tengah
masyarakat, karena jika tiang dakwah ini tumbang maka hancurlah masyarakat,
tersebarlah maksiat, dan disaat itulah murka Allah datang menyapa. Berikut ini kami cantumkan hadits yang memberikan perumpamaan apik
tentang akibat meninggalkan dakwah, Rosululloh Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda
:
Perumpamaan orang yang melaksanakan amar ma’ruf dan
orang tidak melakukannya ibarat suatu kaum yang naik sebuah kapal kemudian
sebagian ada yang di atas dan sebagian yang lain ada di bawah, kemudian orang
yang berada di bawah apabila ingin mengambil air maka mereka melewati
orang-orang yang ada di atasnya dan otomatis mengganggunya, maka (orang-orang
yang ada di bawah) berkata : seandainya kita lubangi saja perahu ini niscaya
kita bisa mengambil air dengan mudah tanpa mengganggu orang yang ada di atas
kita, maka jika mereka biarkan melaksanakan apa yang mereka inginkan niscaya
mereka semua akan tenggelam binasa, dan apabila mereka dicegah maka mereka
semua akan selamat. (HR. Al-Bukhori : 2361)
Demikianlah Rasululloh Shallallahu ‘alaihi wa sallam memberi perumpamaan
tentang bahaya meninggalkan amar ma’ruf, yang mana Allah Ta’ala akan
menyegerakan akibat menginggalkan dakwah, sebagaimana yang dituturkan
Rosululloh Shallallahu
‘alaihi wa sallam :
Sesungguhnya jika manusia melihat orang yang
berbuat dzalim kemudian tidak mencegahnya, maka dikhawatirkan Allah akan
mengirim adzab kepada mereka secara merata. (Diriwayatkan Abu
Dawud dalam Sunannya
: 4340, dan dishohihkan al-Albani dalam asy-Shohihah : 1564). Rasululloh Shallallahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda :
Demi Allah yang jiwaku ada di tanganNya, hendaklah
kalian benar-benar mengajak kebaikan dan mencegah kemungkaran, atau jika tidak,
hampir dipastikan Allah akan mengiirm adzab untuk kalian. (Diriwayatkan
at-Tarmidzi dalam Sunannya : 2169, dan Al-Albani mengatakan, “hasan
ligharihi”, dalam Shahih at-Targhib wa at-Tarhib : 2313)
Sombong merupakan perangai tercela, yang mengundang murka Allah Ta’ala,
Rasululloh Shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda :
Allah ‘Azza wa Jalla berkata, ’Kemuliaan
adalah sarungKu dan kesombongan adalah selendangKu, maka barangsiapa menyaingiKu
dalam satu di antara dua hal tersebut, Aku akan mengadzabnya’. (HR. Muslim)
Tidak hanya cukup di sini, bahkan Allahpun menyegerakan balasan bagi
orang yang berbuat sombong dengan menjadikannya dalam kehinaan,
Rasulullah Shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda :
Tidaklah seorang hamba kecuali di atas kepalanya
ada hakamah (kinayah untuk kehormatan atau kedudukan) yang berada di tangan
malaikat, maka jika hamba tadi rendah hati (tawadhu’) maka dikatakan kepada
malaikat : angkatlah kedudukannya dan jika dia sombong maka dikatakan kepada
malaikat: rendahkan dirinya. (HR. Thabrani dan dihasankan al-Albani dalam asy-Shahihah :
538).
5. Al-Mas’alah (meminta-minta/mengemis)
Meminta-minta adalah pekerjaan hina dan nista yang dibenci Islam, dan
barangsiapa menjadikan pekerjaan ini sebagai suatu profesi untuk menumpuk harta
dan memperkaya diri, maka Allah akan menjadikan dirinya terjatuh dalam lembah
kemiskinan dan selalu dalam kekurangan.
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
Tidaklah seorang hamba membuka pintu meminta-minta
kecuali Alloh bukakan untuknya pintu kefakiran. (HR. Ahmad
dan dishohihkan al-Albani dalam shohih at-Targhib :2462)
Selain balasan yang disegerakan di dunia berupa kemiskinan, perbuatan
meminta-minta juga diancam dengan adzab pada hari Kiamat.
Barangsiapa meminta-minta manusia untuk memperkaya
diri, maka sebenarnya dia meminta bara api. (HR. Muslim).
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda :
Tidaklah salah satu di antara kalian selalu
meminta-minta kecuali dia akan bertemu Allah pada hari kiamat sedang wajahnya
tidak berdaging. (HR. Bukhori : 1405 dan Muslim : 2443)
Imam Ibnul Qoyyim rahimahullah berkata dalam kitabnya Madarij as-Salikin
:
”Hukum asal meminta-minta adalah haram kecuali dalam kondisi darurat.”
6. Memutus
silaturahim, khianat dan berdusta.
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
Tidaklah sebuah dosa yang lebih pantas untuk
disegerakan balasannya di dunia dan juga disimpan di akhirat dibandingkan dosa
memutuskan silaturrohim, khianat, dan juga berdusta, dan sesungguhnya amalan
ketaatan yang paling disegerakan pahalanya adalah menyambung silaturrohim,
sesungguhnya dengan silaturrohim keluarga akan bahagia, harta akan melimpah dan
jumlah keluarga akan bertambah, jika mereka saling menyambung tali
silaturrohim.(Dishahihkan
al-Albani dalam Shahih
al-Jami’ : 5591)
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam juta bersabda :
Tali silaturrohim bergantung di Arsy, kemudian ia
berkata : Barangsiapa menyambungku maka Alloh akan menyambungnya dan
barangsiapa memutuskannya, maka Allah akan memutuskannya. (HR. Muslim :
6683)
7. Berprasangka
buruk kepada Allah
Su’udzan atau berprasangka buruk kepada Alloh merupakan sifat tercela yang
mengakibatkan seseorang pesimis, takut, cemas dan khawatir dalam mengarungi
kehidupan, serta membuat seseorang berputus asa dari rahmat Alloh Ta’ala. Orang yang berprasangka buruk kepada Allah, dikhawatirkan Allah akan
merealisasikan apa yang ia sangka dan Allah menyegerakannya di dunia, hal ini
sebagaimana yang disabdakan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam :
Aku sesuai dengan prasangka hambaku kepadaKu, jika
ia berprasangka baik maka baginya kebaikan, dan jika ia berprasangka buruk maka
baginyalah keburukan. (HR. Ahmad dan dishohihkan al-Albani dalam Shohih al-Jami’ :
4191)
Dari sini, maka wajiblah bagi kita kaum muslimin untuk berprasangka baik
kepada Allah sehingga kita mendapat kebaikan tadi.
8. Membongkar
aib saudaranya seiman dan menuduhnya
Termasuk dosa yang disegerakan balasannya di dunia adalah dosa ghibah,
dosa yang Allah perumpamakan dalam al-Qur’an dengan memakan daging bangkai
saudara kita, sebagaimana yang difirmankan :
Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan
prasangka (kecurigaan), karena sebagian dari prasangka itu dosa. Dan
janganlah mencari-cari keburukan orang dan janganlah menggunjingkan satu sama
lain. Adakah seorang di antara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang
sudah mati ? maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada
Allah. Sesungguhnya Alloh Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang. (QS.
Al-Hujurot : 12)
Dan balasan yang disegerakan bagi para pengghibah adalah Allahpun akan
membeberkan aibnya di mata manusia. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda
:
Janganlah membeberkan aib kaum muslimin dan
janganlah mencari-cari kesalahan mereka, barangsiapa melakukannya maka Allah
akan mencari-cari aibnya dan Allah akan membeberkannya (di hadapan manusia). (HR. Tirmidzi :
2032)
Dan Allahpun menyegerakan adzab yang pedih di dunia bagi para penyebar
gosip dan tukang fitnah. Allah Ta’ala berfirman :
Sesungguhnya orang-orang yang ingin agar (berita)
perbuatan yang Amat keji itu tersiar di kalangan orang-orang yang beriman, bagi
mereka azab yang pedih di dunia dan di akhirat. Dan Allah mengetahui,
sedang kamu tidak mengetahui. (QS. an-Nur : 19)
Alloh Ta’ala berfirman
juga :
Sesungguhnya orang-orang yang menuduh wanita yang
baik-baik yang lengah (untuk berbuat dosa) lagi beriman (berbuat zina), mereka
terlaknat di dunia dan akhirat, dan bagi mereka azab yang besar. (QS. an-Nur
: 23)
9. Riya’
Riya’ merupakan amalan yang paling ditakutkan oleh Rasulullah Shallallahu
‘alaihi wa sallam menimpa para umatnya, beliau Shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda :
”Sesungguhnya amalan yang paling aku takutkan
menimpa kalian adalah syirik kecil”, mereka bertanya, ”Apa syirik kecil itu ya Rasulullah ?” Beliau
menjawab, ”Riya’”.
(Dishahihkan al-Albani dalam asy-Shohihah : 951)
Maka tidaklah heran bila Allah Ta’ala menyegerakan balasan orang yang melakukan riya’,
hl ini sebagaimana yang disabdakan Rosululloh Shallallahu ‘alaihi wa sallam :
Barangsiapa melakukan amalan supaya didengar dan
dilihat manusia maka Allahpun akan menampakkan niatnya (di hadapan manusia). (HR.
Al-Bukhori : 6134, Muslim : 7667)
10. Rakus
dan tamak terhadap dunia
Berlebihan dalam mengejar dunia bisa menyeret pelakunya dalam kebinasaan
dan kesedihan, Allahpun menghadiahkan untuknya dua balasan yang disegerakan di
dunia, yang pertama : Allah cerai-beraikan urusannya, dan yang kedua : Allah
jadikan dia terpuruk dalam kefakiran dan terputus dari sifat qona’ah,
hal ini sebagaimana sabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam:
Barangsiapa menjadikan akhirat sebagai orientasi
hidupnya, maka Allah akan jadikan kekayaan ada dalam hatinya, Allah himpun
kekuatannya, dan dunia akan menghampirinya, sedang ia tidak menginginkannya,
dan (sebaliknya) barangsiapa menjadikan dunia sebagai cita-citanya, Allah
jadikan kefakiran ada di depan matanya, Alloh cerai beraikan urusannya dan
dunia tidak menghampirinya kecuali apa yang sudah Alloh takdirkan
untuknya. (HR. at-Tirmidzi : 2465 dan dishohihkan al-Albani dalam ash-Shohihah L
949)
11. Berhutang
dengan niat tidak membayar
Hutang merupakan perkara penting yang harus kita perhatikan karena
seseorang bisa terhalangi masuk surga dikarenakan hutangnya, hal ini
sebagaimana yang disabdakan Rasululloh Shallallahu ‘alaihi wa sallam :
Sesungguhnya saudara kalian tertawan di pintu surga
dikarenakan hutangnya. (Dishahihkan al-Albani dalam Shahih al-Jami’ : 1550)
Allohpun menyegerakan balasan bagi orang yang berhutang dengan niat
tidak membayarnya dengan menyulitkan dirinya untuk melunasi hutangnya
sebagaimana yang ia inginkan sendiri, Rasulullah Shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda :
Barangsiapa mengambil harta manusia dengan niatan
mengembalikannya, Alloh akan melunasinya dan barangsiapa mengambilnya dengan
niat merusaknya Allahpun akan merusaknya. (HR. Al-Bukhori : 2257)
Demikianlah telah kami paparkan secara singkat di antara dosa-dosa yang
disegerakan balasannya di dunia. Semoga makalah ini bermanfaat bagi penulis dan
pembaca sekalian. Wallohu alhaadi ’ilaa aqwaami aath-thoriiq
(Dari sumber asalnya: Majalah Adz-Dzakhiirah vol. 9 no. 2 edisi: 68.
1432/2011, dengan sedikit penyesuaian dan perubahan)
================
* Ust. Sofyan Kaoy Umar, MA, CPIF, Alumnus Akademi
Pengajian Islam, Universiti Malaya, Spesialisasi
bidang Ekonomi, Bisnis dan Keuangan Islam. Gelar Profesi CPIF (Chartered
Professional in Islamic Finance) dari CIIF (Chartered Institute of Islamic
Finance) yang berpusat di Kuala Lumpur, Malaysia. Berguru dengan banyak ulama di Malaysia dan Indonesia. Alhamdulillah sudah berguru dengan beberapa Ulama dunia pemegang Sanad al-Qur’an yaitu dengan Asy-Syaikh
Sayyid Harun ad-Dahhab (Ulama Qira’at dari Univ. Al Azhar, Mesir), Syeikh
al-Mukri Abdurrahman Muknis al-Laitsi (Guru al-Qur’an dari Dar al-Azhar,
Mesir), dan Syaikh DR Said Thalal al-Dahsyan (Direktur Dar al-Qur’an
al-Karim wa Sunnah, Palestina). Sekarang
ini mengurus Baitul Mal Mina, NGO IndoCares, MTEC dan Darul Qur’an Mina.
E-mail: ustazsofyan@gmail.com.